Jumat, 10 Februari 2012

One Way Flow

Dalam melakukan desain bangunan CSSD maka terdapat dua hal yang diperhatikan. Yang pertama adalah ketersediaan lima bagian bangunan CSSD seperti artikel terdahulu. Dan yang kedua yaitu alur barang yang satu arah, disebut dengan istilah One way flow.

Dalam alur barang one way flow maka gerak barang akan searah sehingga tidak ada arus balik. Gerak barang akan dimulai dari area dekontaminasi berlanjut ke area pengemasan, area sterilisasi, area penyimpanan, dan area distribusi secara teratur secara searah. Tidak ada alur barang dari area sterilisasi kembali ke area dekontaminasi kemudian ke area penyimpanan dan distribusi. Alur tersebut menyalahi kaidah one way flow.

One Way Flow akan mengurangi resiko kontaminasi terhadap barang yang sudah disterilkan. Barang kotor yang berada di area steril dapat mengkontaminasi barang steril meskipun barang steril berada dalam kemasan. Barang steril yang terkontaminasi akan sangat berbahaya bagi pasien yang menggunakan barang tersebut. Resiko infeksi nosokomial akan meningkat termasuk di dalamnya adalah infeksi luka operasi.

Dalam membentuk bangunan CSSD yang memenuhi kaidah one way flow maka perlu dilakukan penyekatan antar ruang. Terdapat sekat antara ruang dekontaminasi dengan ruang pengemasan dan sterilisasi serta antara ruang pengemasan dan sterilisasi dengan ruang penyimpanan. Sekat antara ruang tersebut akan membatasi pergerakan barang dan personel. Sementara itu aliran udara di tiap ruang juga tidak akan tercampur dengan bantuan ventilasi dan sistem pengaturan udara yang baik.

Sekat antar ruang tidak hanya menghalangi pergerakan barang dan personel. Bila hanya menghalangi pergerakan barang dan personel maka penggunaan partisi multiplek dapat digunakan. Namun pada desain one way flow CSSD tetap memperhitungkan sistem keselamatan. Penggunaan partisi yang menghalangi pandangan antar ruang dapat mengurangi sistem deteksi bila terjadi bencana kebakaran. Partisi yang tertutup pada umumnya juga membuat pekerja terutama pekerja wanita merasa tidak nyaman karena suasana yang sunyi. Sehingga disarankan untuk menggunakan partisi yang tetap memungkinkan antar ruang tetap terlihat. Penggunaan multiplek pada bagian bawah partisi dan kaca pada bagian atas disarankan untuk partisi ini. Sehingga partisi dapat memberikan penyekatan yang baik dan tetap menjamin keamanan dan kenyamanan pekerja.

Bila alur barang telah dibatasi dengan partisi antar ruang dan dapat berpindah ruang apabila telah, bagaimana dengan perpindahan personel? Apakah tiap ruangan harus memiliki personel khusus. Keterbatasan SDM menjadi masalah klasik di semua rumah sakit. Termasuk di CSSD dimana kekurangan SDM menjadi masalah yang belum terpecahkan. Sehingga setiap personel CSSD perlu bekerja pada dua ruangan yang berbeda. Perpindahan personel antar ruang dapat pula menyebabkan kontaminasi pada barang yang telah disterilkan. Terdapat prsedur yang perlu dilakukan mengenai perpindahan personel antar ruang.

Personel yang berpindah antar ruang wajib melewati area transfer antar ruang. Pada area transfer terdapat fasilitas untuk berganti baju dan cuci tangan. Baju untuk tiap area adalah spesifik dan harus digunakan secara tepat. Cuci tangan wajib dilakukan setiap personel. Cuci tangan dapat dilakukan menggunakan air dan sabun maupun menggunakan cairan berbasis alkohol. Alas kaki personel juga harus berganti untuk menghindari kotoran yang terbawa dari tiap area.


Kamis, 05 Januari 2012

Area Utama di CSSD

Kegiatan CSSD meliputi 5(lima) pekerjaan utama. Dekontaminasi dan pencucian, Inspeksi dan Pengemasan, Sterilisasi, Penyimpanan, dan Distribusi. Masing-masing kegiatan mempunyai area khusus yang mendukung pekerjaan tersebut.

Area dekontaminasi dan pencucian merupakan area dimana barang dan instrumen kotor yang dapat diproses ulang berada. Di area ini barang dan instrumen tersebut didekontaminasi menggunakan disinfektan yang sesuai dan dicuci bersih. Sehingga setelah melalui area ini barang dan instrumen yang kotor dan terkontaminasi dapat diproses secara aman. Proses dekontaminasi dan pencucian dapat dilakukan dengan cara manual ataupun dengan cara otomatis menggunakan mesin. Bahan deterjen kimia dan disinfektan mempunyai peranan yang penting di area ini.

Area inspeksi dan pengemasan menjadi tempat selanjutnya untuk barang dan instrumen yang telah mengalami dekontaminasi dan pencucian. Instrumen yang telah dicuci dilakukan inspeksi untuk mengetahui adanya kerusakan. Instrumen yang rusak akan disingkirkan agar tidak digunakan lagi. Pengemasan menggunakan pengemas sekali pakai maupun menggunakan pengemas rigid yang digunakan berulang. Pengemasan linen yang digunakan untuk operasi dilakukan di ruang tersendiri. Pengemasan linen perlu dipisahkan karena linen mengeluarkan serat-serat yang dapat menggagalkan proses sterilisasi. Serat-serat tersebut juga dapat mengganggu kesehatan pekerja, sehingga pada ruang pengemasan linen perlu ditambahkan aliran udara ke luar gedung. Pengemasan kapas dan kasa juga perlu ditempatkan di tempat tersendiri karena alasan yang sama dengan linen.

Area sterilisasi tempat mesin sterilisasi berada. Metode sterilisasi yang tersedia di rumah sakit sebaiknya terdiri dari dua jenis. Metode sterilisasi suhu tinggi dan sterilisasi suhu rendah. Sehingga semua jenis barang dan instrumen yang perlu disterilkan dapat disterilkan di CSSD. Metode sterilisasi suhu tinggi yang paling diumumkan adalah sterilisasi uap. Metode sterilisasi suhu rendah memiliki bermacam jenis, dapat menggunakan Etilen oksida, Formaldehida, Hidrogen peroksida, maupun Gas Plasma. Pemilihan sterilisasi suhu rendah memperhatikan kebutuhan rumah sakit.

Area penyimpanan merupakan tempat dimana barang dan instrumen disimpan sebelum dikirimkan untuk digunakan pada pasien. Area penyimpanan harus mengikuti kaidah clean room, dimana terdapat beberapa persyaratan yang membutuhkan pengaturan. Pengaturan suhu dan kelembaban, pembatasan lalu lintas personel, ventilasi agar bertekanan positif, dan mekanisme lain agar terbebas dari kotoran dan debu. Bila terdapat inventaris yang mencukupi, maka akan banyak barang dan instrumen yang berada disini. Dibutuhkan sistem penyimpanan yang baik.

Area distribusi bertanggung jawab pada ketersediaan instrumen dan barang steril yang dibutuhkan oleh pasien. CSSD harus menjamin ketersediaan dengan mempertahankan par level. Sistem distribusi harus dibuat seefisien dan seefektif mungkin. Meminimalisir personel, mengurangi waktu simpan namun tetap siap untuk keadaan darurat. Di area distribusi juga harus tersedia disinfektan untuk membersihkan kereta dari ruangan perawatan pasien yang membawa barang atau instrumen steril.

Selain lima ruangan utama di atas, terdapat beberapa ruangan pendukung CSSD. Area pimpinan dan adminstrasi diperlukan sebagai penyokong pekerjaan fungsional. Begitu pula ruang ganti baju, agar pekerja CSSD berganti baju saat kerja, tidak menggunakan baju yang dipakai dari rumah. Ruang santai atau ruang istirahat juga diperlukan karena beban kerja pekerja CSSD termasuk berat.


 

Rabu, 04 Januari 2012

Tugas dan Fungsi CSSD


CSSD memberikan pelayanan pemrosesan barang dan instrumen kotor menjadi barang bersih maupun steril. Unit dekontaminasi melakukan pembersihan barang dan instrumen kotor agar aman bagi pekerja dan siap dilakukan pengemasan. Unit pengemasan melakukan pengecekan barang dan instrumen mengenai kelayakan barang tersebut serta melakukan pengemasan agar sterilitas dapat terjaga. Unit sterilisasi melakukan sterilisasi barang dan instumen yang telah dikemas menggunakan metode yang tepat agar mencapai sterilisasi yang optimal. Unit penyimpanan melakukan penyimpanan barang steril dan melakukan penjaminan kualitas barang dan instrumen steril. Unit distribusi mengirimkan suplai kepada kustomer yang membutuhkan barang tersebut.

Komunikasi antar unit di CSSD harus berjalan dengan baik agar tidak terjadi saling lempar tanggung jawab. Komunikasi yang efektif juga dapat mencegah terjadinya miskomunikasi dalam membedakan barang yang sudah disterilkan dengan yang belum disterilkan. Kondisi steril merupakan jaminan, CSSD merupakan bagian yang harus memberikan jaminan sterilitas.

Beberapa fungsi CSSD antara lain:
  • Memberikan suplai barang dan instrumen ke area yang membutuhkan
  • Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan servis yang akurat
  • Memberikan suplai barang steril meliputi linen, instrumen dan barang-barang steril lainnya
  • Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan dekontaminasi, pencucian, sterilisasi dan pengiriman barang steril
  • Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak instrumen dan  set operasi di seluruh lingkungan rumah sakit
  • Mempertahankan jumlah inventaris barang dan instrumen
  • Melakukan monitorin dan kontrol terhadap tindakan pengendalian infeksi sesuai dengan arahan komite pengendalian infeksi
  • Membuat dan mempertahankan standart sterilisasi dan distribusinya
  • Beroperasi secara efisien dalam rangka pengurangan biaya operasional
  • Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru dan peraturan yang berlaku
  • Melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan kualitas pelayanan
  • Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang membutuhkan pemrosesan dan sterilisasi instrumen. Meliputi penjelasan peraturan dan prosedur yang digunakan dan implementasi metode baru
Fungsi lainnya dapat berkembang sesuai dengan berkembangnya metode sterilisasi dan berkembangnya rumah sakit.

Apa itu CSSD?


CSSD merupakan singkatan dari Central Sterile Supply Department. Bagian di institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit) yang mengurus suplai dan peralatan bersih atau steril. CSSD melayani suplai barang bersih dan steril yang digunakan di rumah sakit secara terpusat, tidak ada bagian lain yang mengurusi barang bersih dan steril. Kegiatan utama di CSSD adalah pembersihan, penyiapan, pemrosesan, sterilisasi, penyimpanan, dan distribusi ke pasien.

Hingga tahun 1940-an kegiatan sterilisasi dilakukan di unit pemakai yang membutuhkan barang steril. Sehingga terdapat duplikasi peralatan maupun personel yang menyebabkan ketidakefisienan proses kerja di rumah sakit. Selain itu proses yang dilakukan tidak dapat seragam, menyebabkan sulitnya mencapai hasil sterilisasi dengan kualitas tinggi secara terus menerus. Sistem yang terpusat dibutuhkan dengan meningkatnya tindakan operatif, bermacamnya instrumen operasi dan kebutuhan barang steril di ruangan. Kemajuan teknologi yang meningkat juga memungkinkan adanya sistem pemrosesan yang tersentral. Pemrosesan yang tersentral akan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga berorientasi pada patient safety.

Istilah CSSD dapat berbeda di setiap rumah sakit. Dapat disebut Central Service, Central Supply ataupun Theatre Sterilization Unit. Di Indonesia selain CSSD dikenal sebagai Pusat Sterilisasi atau Sterilisasi Sentral. Apapun nama yang melekat, semuanya memiliki tugas yang sama dalam penyediaan barang bersih dan steril di rumah sakit. Semua memiliki unit dekontaminasi, penyiapan, sterilisasi, penyimpanan dan distribusi ke pasien.

CSSD membutuhkan dukungan bagian lain di rumah sakit untuk melakukan pelayanan yang baik. Dukungan logistik untuk persuratan, linen dan transfer pasien dibutuhkan oleh CSSD. Sehingga hubungan yang baik antar bagian yang didukung oleh pimpinan rumah sakit merupakan syarat mutlak pelayanan yang prima.

CSSD perlu melakukan koordinasi dengan banyak bagian lain, seperti bidang keperawatan, instalasi bedah, komite pengendalian infeksi, farmasi dan tata usaha. Koordinasi yang dilakukan berupa laporan kegiatan untuk kemajuan rumah sakit.

Struktur organisasi CSSD akan bervariasi sesuai dengan beban pekerjaan yang dipunyai. Struktur organisasi CSSD di rumah sakit besar akan berbeda di rumah sakit kecil. Struktur organisasi harus bisa meliputi pelayanan minimum CSSD berupa pemrosesan ulang dan distribusi. Struktur organisasi dapat dikembangkan bila memang dibutuhkan. Misalnya membuat unit penelitian yang dapat mengevaluasi proses dan meningkatkan kualitas layanan.